untuk dia yang tak terlukiskan
hanya selaksa rindu bernyanyi
walau purnama tertutup awan
hati tetap riang menatap kesedihan
puncak keterasingan bukanlah tiang pasung
karena di sana ku merasa bebas
kala jemari kaku tuk menulis
hati tetap mengingat untaian kata itu
dan hingga akhirnya ku berteriak
walau hadirmu tak ada, biarkan bayangmu ku peluk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar